JIKA ada peselingkuh berdarah dingin, hanyalah Ny. Wahyuni, 35, dari
Gunung Kidul (DIY). Kok bisa-bisanya itu lho, di kala suami ngorok depan
teve di ruang tamu, di belakang dia kelonan dengan PIL-nya. Dalimo, 40,
yang jadi lelaki subita (suka bini tetangga) itupun dipaksa warga untuk
menikahi Wahyuni.
Menurut Ilmu Hayat atau Biologi istilah sekarang, hewan berdarah
dingin (poikiloterm) di antaranya adalah: ikan dan buaya. Dalam
lingkungan berudara dingin dia bisa diam dengan tenang. Tapi giliran
suhu udara sekitarnya terasa panas, dia akan menjadi aktif atau gelisah.
Mungkin kegerahan, sedangkan mau pasang kipas angin belinya di mana?
Bagaimana dengan peselingkuh berdarah dingin? Tanyakan saja pada Ny.
Wahyuni, warga Trengguno Wetan, Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunung Kidul
ini. Di kala udara dingin dia justru gelisah kepengin cari
anget-angetan bersama PIL-nya, Darius, 40, yang masih tetangga sendiri.
Tapi gara-gara telah menjadi “rekanan” Ny. Wahyuni yang berdarah dingin
seperti buaya tersebut, lelaki ini justru yang menyandang status buaya
darat. Bagaimana tidak? Di rumah sudah ada istri, ketemu perempuan lain
masih nyosorrrr juga.
Perselingkuhan lintas sektoral itu bermula dari kemiskinan yang masih
setia membelit Dalimo. Bayangkan, sebagai manusia hidup di era
globalisasi, hari gini belum punya TV sendiri. Walhasil untuk menonton
Olga Syahputra cengengesan di layar kaca harus nonton di rumah tetangga.
Karena kebetulan yang punya teve layar lebar hanyalah Kasmuri, 43, ke
sanalah Dalimo sering numpang lihat acara TV.
Keseringan numpang nonton TV, yang dilihat justru bukan acara TV-nya,
tapi malah istri tuan rumah yang memang lumayan cantik dan enak
ditonton. Secara umum bodi dan penampilan Ny. Wahyuni memang sangat
menggamit rasa merangsang pandang. Apalagi pembawaannya sangat ramah,
pintar bergaul, sehingga Dalimo kepengin untuk bisa menggaulinya.
Rupanya Wahyuni sendiri ada filing, dan dia ternyata tak keberatan
diajak berkoalisi menjelang 9 April 2014. Situasinya pun sangat
mendukung. Sebab Kasmuri ini ternyata seperti anggota DPR Senayan,
ngantukan! Asal nonton TV sambil tiduran, langsung ngorok seperti Haryo
Kumbokarno. Peluang ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Wahyuni –
Dalimo. Dari sekedar senggol-senggolan kaki, langsung cari ke kamar di
belakang. Walhasil, tadinya hanya sekedar numpang nonton TV, kini Dalimo
malah numpangi nyonya rumah.
Sejak itu Dalimo jadi semakin rajin nonton TV di rumah Kasmuri. Dalam
seminggu dia bisa keluar rumah 5 kali hanya untuk nonton TV. Maka pas
sekali dengan namanya: Dalimo, dalam arti medal kaping limo (keluar 5
kali). Ironisnya, Kasmuri sendiri tak pernah curiga bahwa ada permainan
di belakang layar.
Tapi sepandai-pandai tupai selingkuh, akhirnya ketahuan juga. Seperti
yang terjadi belum lama ini, di kala tidur Kasmuri di depan TV belum
begitu nyenyak, Wahyuni begitu beraninya mengajak Dalimo berbagi cinta
bagaikan suami istri. Apa yang terjadi? Di kala keduanya sedang
ketanggungan di kamar belakang, tahu-tahu Kasmuri menyusul. Tentu saja
dia melihat sendiri bagaimana bininya diingel-ingel (digumuli) oleh
Dalimo dalam kondisi oncek-oncekan macam singkong.
Gegerlah malam itu. Tapi Pak Dukuh berhasil mendamaikan, karena
Kasmuri siap menceraikan istrinya untuk segera dioper garap oleh Dalimo.
Celakanya, 3 bulan setelah Kasmuri – Wahyuni pecah kongsi, Dalimo tak
juga mengawini janda kempling tersebut. Warga pun marah, sehingga
beberapa hari lalu dia dipaksa untuk segera menikahi. “Saya mau saja
Pak, tapi bagaimana dengan istriku di rumah. Aku kan bukan ahli
poligami.?” Ujar Dalimo cari pembenaran.